Suatu mitos lama yang masih seringkali kita temui adalah mitos bahwa menabung uang kartal (rupiah) di bank merupakan hal yang terpuji, dan mungkin bisa membuat anda semakin kaya. Padahal, kenyataannya semakin banyak anda menabung uang kartal sehingga menjadi proporsi terbesar aset anda, semakin itu menandakan anda masih belum memiliki pengetahuan tentang keuangan. Hal ini pada akhirnya bisa membuat anda semakin miskin tanpa anda sadari. Mengapa demikian? Mari kita simak beberapa pengetahuan penting di dunia keuangan tentang menabung.
Tabungan (Lebih) Berguna Untuk Alasan Likuiditas
Telah kita bahas sebelumnya kalau kata "tabungan" itu maknanya sangat luas, dan orang-orang cenderung menggabungkan dana darurat, lindung nilai, dan investasi ke dalam satu keranjang yang bernama "tabungan." Hal ini tidaklah tepat karena alasan utama orang menyimpan uang kartal adalah karena alasan likuiditas yang dikemukakan John Maynard Keynes dalam Liquidity Preference Theory.
Tiga motif orang menginginkan likuiditas adalah: * Motif transaksi: untuk membeli sesuatu di kemudian hari; * Motif pencegahan (jaga-jaga): dana darurat, kalau butuh uang cepat dan mendesak; dan * Motif spekulasi: membeli aset dengan cepat ketika harga turun, agar tidak terlambat mengambil kesempatan investasi.
Nah terlihat dari motif-motif tersebut, tabungan atau cash account tidak ditujukan untuk mendapatkan return, tetapi lebih kepada pembelanjaan di masa depan. Anda bisa menjadi lebih kaya dari tabungan hanya dengan cara membelanjakannya tabungan tersebut ke produk-produk investasi pada saat yang tepat, ketika harga murah, sesuai dengan prinsip "buy low, sell high" sesuai dengan motif spekulasi. Nah, sampai di sini anda sudah mendapatkan gambaran mengapa menabung tidak bisa menjadikan anda kaya, tetapi mengapa saya mengatakan kalau menabung akan membuat anda semakin miskin? Jawabannya ada di pembahasan selanjutnya.
Suku Bunga Tabungan, Inflasi, dan Pajak atas Bunga
Musuh bebuyutan tabungan uang kartal adalah inflasi, yang berarti harga-harga barang naik karena pasokan uang kartal bertambah. Inflasi ini menggerus nilai riil saldo di tabungan anda karena Rp 10.000.000,- yang tadinya bisa membeli satu unit motor di tahun 2015, tidak bisa membeli satu unit motor di tahun 2020. Artinya anda lebih miskin di 2020 dibandingkan dengan 2015. Memang untuk mengantisipasi hal itu ada mekanisme bunga bank yang memberi anda x% bunga tiap tahun. Sayangnya, suku bunga tabungan (cash account) umumnya sedikit lebih rendah dari inflasi, alias bunganya kecil sekali sehingga tidak memberikan efek positif.
Kemudian yang lebih parah adalah adanya biaya administrasi dan pajak atas bunga yang akan membakar nilai bunga tersebut menjadi abu. Skenario yang seringkali terjadi adalah semakin lama anda menyimpan dana di tabungan, maka anda akan semakin miskin.
Jerih Payah Hilang Karena Belanja Secara Emosional
Skenario ini muncul ketika kita sudah susah payah menabung, bahkan mungkin menabung dengan cara yang tidak santai. Semakin lama kita merasa lelah dan mulai stress, tidak bisa menikmati kehidupan. Pada suatu ketika kita melihat saldo rekening yang mulai cukup banyak terkumpul dan berpikir kalau "aku berhak menggunakan tabungan ini karena ini adalah jerih payahku." Alhasil, ketika ada smartphone model baru diluncurkan, kita malah menggunakan tabungan untuk membeli smartphone baru untuk kesenangan dan melupakan rencana awal menabung. Ini adalah wujud pembelanjaan secara emosional yang kerap kali terjadi di kehidupan nyata.
Oleh karena itu, ada baiknya apabila kita mulai menabung ke aset-aset yang dapat memberikan kita return, seperti misalnya tabungan deposito, emas, reksadana obligasi, reksadana saham, dan lain sebagainya. Pahami risiko dalam produk-produk tersebut sehingga anda tidak salah pilih. Yang terakhir, manfaatkan tabungan uang kartal untuk kepentingan yang terutama adalah dana darurat, dan jangan jadikan cash account sebagai proporsi terbesar dalam portfolio aset anda.
Kutip artikel ini:
Kontributor KuBisnis, 2020, https://www.kubisnis.com/rajin-menabung-malah-semakin-miskin/ (diakses pada 21 Nov 2024).
Artikel ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada KuBisnis di akun fb/twitter/google kami di @KuBisnis.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan artikel.