Pilih kuliah atau kerja? Apakah anak muda harus kuliah?

Pilihan antara kuliah dan kerja merupakan masalah yang terus menerus muncul dan sepertinya perdebatan ini sebaiknya kita selesaikan di sini. Menurut saya kuliah itu bukanlah suatu keharusan, dan semua orang memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidup, pilihan karir, dan mengatur keuangannya masing-masing. Tidak ada yang mengharuskan seseorang memilih sesuatu, akan tetapi ia sebaiknya tahu alasan dan konsekuensi dari pilihan yang ia ambil.

ilustrasi kerja keras
Oleh ivaylost | Pixabay

Kuliah itu memberikan pengetahuan

Tentu saja alasan yang paling tepat untuk kuliah adalah karena seseorang menginginkan pengetahuan mendalam pada bidang tertentu, bukan karena alasan yang lain. Mungkin memang ada alasan seperti pengalaman organisasi, melatih disiplin, kerja sama, atau untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Akan tetapi, semua bisa didapat TANPA melalui bangku kuliah. Bahkan, ilmu pengetahuan juga bisa dipelajari sendiri, tidak perlu bangku kuliah.

Kuliah akan memudahkan seseorang untuk belajar karena diajari dan memiliki jadwal ketat alias silabus yang pastinya sudah diatur agar semua lulusan mendapatkan bekal ilmu yang sama. Namun ini memiliki sisi positif dan negatif ketika mahasiswa hanya menggantungkan pengetahuan sebatas apa yang dipelajari di kuliah saja, ia terkesan hanya tahu dengan yang diajarkan saja. Padahal, ilmu itu sangat luas apabila ia mau rajin belajar dan membaca berbagai materi di luar silabus.

Kuliah sangat membantu agar anda bisa mendapatkan pengetahuan dengan berbagai fasilitas yang disediakan, namun hanya sebatas itu saja.

Jadi apabila seseorang memilih untuk kuliah itu baik asalkan ia terus belajar berbagai materi di luar apa yang disampaikan oleh dosen. Sedangkan apabila ia memilih tidak kuliah, tidak masalah, asalkan ia bisa disiplin belajar mandiri dan memiliki motivasi untuk belajar. Toh, belajar itu tidak selesai setelah ia lulus.

Kuliah itu mahal

Fasilitas yang disediakan pastinya memiliki biaya untuk bisa mendapatkannya. Nah, biaya kuliah itu mahal. Maka dari itu untuk orang-orang yang tidak mampu membayar, tidak mendapatkan beasiswa, dan tidak memiliki sponsor, ia tidak perlu memaksakan diri untuk kuliah. Ingat materi sunk cost, biaya kesempatan dan trade-off atas pilihan yang bisa anda buat. Misalnya:

  • Diasumsikan lama kuliah adalah lima tahun;
  • Biaya kuliah sampai tamat: 125 juta (termasuk uang gedung 25 juta dibayar di muka);
  • Biaya makan selama kuliah: 75 juta;
  • Lain-lain (pulsa, hiburan, transportasi, dsb.): 25 juta;
  • Belum termasuk kost apabila ia menempuh studi di kota lain;
  • Maka total biaya yang akan anda habiskan 125 + 75 + 25 = 225 juta.

Perhatikan bahwa ia akan kehilangan total dana 225 juta tanpa jaminan mendapatkannya kembali setelah lulus. Dengan asumsi gaji fresh graduate sebesar 50 juta per tahun, ia baru akan mendapatkan kembali dana tersebut setelah empat setengah tahun bekerja. Kenyataannya, banyak lulusan menjadi pengangguran karena tidak bisa terserap ke industri yang jumlahnya terbatas.

Coba bandingkan apabila ia memilih bekerja:

  • Diasumsikan gaji: 3 juta per bulan (lebih sedikit dari sarjana);
  • Maka penghasilan per tahun selama lima tahun adalah 180 juta.

Ketika ia memilih bekerja, maka ia akan mendapatkan 180 juta dan bukan kehilangan 225 juta. Apabila ia kemudian bekerja kembali selama empat setengah tahun maka total yang ia dapatkan adalah 342 juta. Bandingkan dengan lulusan kuliah yang hanya kembali ke posisi awal nol.

Apabila anda kuliah, anda pasti akan kehilangan uang, dan belum tentu bisa mendapatkannya kembali melalui gaji dari pekerjaan anda. Ada ketidakpastian pada masa depan anda meskipun anda kuliah.

Intinya adalah belajar dan mengembangkan diri

Kuliah atau tidak, esensi dari resep kesuksesan adalah kemauan, kedisiplinan, dan kerja keras untuk belajar dan mengembangkan diri. Apabila kita melihat banyak pengusaha sukses adalah seorang yang tidak kuliah atau bahkan tidak selesai kuliah (drop-out) bukan berarti mereka tidak bekerja keras dan belajar untuk menjadi yang terbaik. Mereka adalah orang-orang yang self-learner alias bisa belajar mandiri tingkat dewa. Orang-orang yang seperti ini tidak perlu diajari, dan mereka sudah secara otomatis mencari ilmu sesuai dengan minat mereka masing-masing.

Akhir kata, pilihan antara kuliah atau kerja didasarkan pada kondisi finansial anda, serta kemampuan anda untuk bisa belajar mandiri. Anak muda yang saat ini tidak memiliki gelar dan hanya dibayar sedikit, diharapkan untuk bisa terus belajar mandiri dan terus bekerja untuk mencapai impian. Ia harus tahu bahwa jalan hidup setiap orang itu unik, ada insinyur yang sukses di bisnis kuliner, ada orang yang kuliah kedokteran lalu menjadi dokter untuk seumur hidupnya dan tetap bahagia, ada juga yang jualan bedcover, alih bisnis jadi jualan ikan, eh jadi Menteri Perikanan.

Apapun jalan hidup yang anda tempuh, anda bisa sukses apabila memiliki kemauan, kedisiplinan, dan kerja keras untuk belajar dan mengembangkan diri.

Kutip artikel ini:
Kontributor KuBisnis, 2020, https://www.kubisnis.com/pilih-kuliah-atau-kerja-apakah-anak-muda-harus-kuliah/ (diakses pada 21 Nov 2024).

Artikel ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada KuBisnis di akun fb/twitter/google kami di @KuBisnis.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan artikel.

Avatar photo
KuBisnis

Penerbit KuBisnis adalah penerbit artikel bisnis dan kewirausahaan berkualitas. KuBisnis percaya bahwa setelah proyek artikel ini selesai, Indonesia akan menjadi negara yang memiliki banyak entrepreneur! Semua konten tulisan, gambar, dan video pada situs ini adalah hak cipta KuBisnis, kecuali dinyatakan khusus secara tertulis. Hak cipta dilindungi oleh DMCA dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Articles: 91