Pasti kalian sering dengar istilah atau jargon "passive income" yang berarti pendapatan pasif yang diperoleh tanpa kerja. Istilah ini sangat sering dipakai dalam seminar-seminar bisnis dan investasi. Nah, kali ini KuBisnis akan membahas apakah passive income itu nyata, apakah tujuan dari berbisnis memang passive income yang nantinya akan membuat kita menjadi "bebas finansial?" Mari kita diskusikan.
Pasif Bukan Berarti Bebas Risiko
Mungkin yang bisa masuk ke dalam kategori pendapatan pasif itu hanyalah bunga/deposito bank yang merupakan pendapatan yang bebas risiko atau risk-free. Selain interest, instrumen investasi apapun pasti memiliki risiko sehingga bisa mengalami return negatif atau rugi. Kesalahan umum yang sering dilakukan pebisnis baru adalah terlalu menganggap remeh risiko yang menyertai investasi, hanya berpikir akan mendapatkan passive income sekian persen tanpa memikirkan bahwa uang investasinya bisa saja hilang.
Oleh sebab itu, jargon pendapatan pasif ini seringkali dipakai penipu sehingga korban akan tergiur untuk mendapatkan hasil tanpa melalui kerja. Bisa menjadi kaya hanya dengan bersantai di pinggir pantai sambil meminum es kelapa muda. Apalagi, dengan dibumbui dengan istilah "bebas finansial" yang membuat anda bisa terbebas dari memikirkan masalah keuangan anda. Siapa sih yang tidak akan tergiur? Akan tetapi, anda harus tahu bahwa jargon "penghasilan pasif" dan "bebas finansial" itu sebenarnya hanyalah khayalan yang dipakai oleh penipu. Rumus yang valid adalah anda masih akan bekerja untuk meningkatkan penghasilan. Meskipun anda sudah menjadi owner perusahaan yang memiliki banyak karyawan, anda masih akan bekerja (meskipun beban pekerjaan sudah lebih ringan) untuk menjaga kinerja dan memperluas perusahaan.
Pasif Tapi Kenyataannya Masih Bekerja
Saya kesulitan untuk memberikan contoh apa saja yang termasuk passive income karena memang hampir semuanya masih membutuhkan campur tangan anda. Contoh pertama misalnya program afiliasi. Pada program ini selama konsumen masih membeli menggunakan referral dari anda, anda akan mendapatkan komisi. Di sini anda akan dituntut untuk membuat konten yang menarik (kerja) dan selalu mengupdate konten atau membuat konten baru (kerja lagi) agar anda masih dapat mendapatkan komisi. Ketika anda berhenti bekerja, percayalah kalau nanti komisi akan perlahan berkurang dan hilang sama sekali.
Contoh kedua adalah monetisasi website atau YouTube. Ini juga sama, anda harus bekerja keras membangun website ataupun channel YouTube anda agar mendapatkan traffic yang baik. Setelah anda sukses dan konten anda ramai dikunjungi, anda tidak bisa lalu hanya tidur dan berharap komisi iklan masih akan mengalir. Anda harus mengupdate konten, membuat konten lebih baik, dengan harapan subscriber masih akan melihat konten anda dan tidak lalu unsubscribe. Katakanlah anda sudah membayar konten kreator, anda masih harus mereview pekerjaan mereka. Itulah mengapa bekerja itu tidak ada hentinya selama anda masih hidup.
Contoh terakhir adalah menyewakan properti. Nah properti termasuk aset tetap yang memiliki biaya penyusutan, sehingga anda masih akan direpotkan dengan pekerjaan pemeliharaan beberapa tahun sekali. Di sini kita kesampingkan dahulu masalah risiko properti (ya nilai properti bisa saja anjlok). Kemudian, anda harus beriklan, membayar pajak, melakukan controlling, dsb. Maksimum anda bisa berhenti bekerja paling lama hanya 1-2 tahun, setelah itu anda akan melakukan renovasi dan mencari pengguna yang baru. Pada intinya, ketika anda membaca "cara mendapatkan passive income" pada blog sebelah, sebaiknya renungkan lagi apakah benar tidak ada lagi unsur kerja di situ.
Passive Income Bukan "The Ultimate Goal"
Mendapat uang tanpa melalui kerja, bahkan bisa menjadi kaya tanpa kerja hanya dengan bermalas-malasan sepertinya adalah suatu hal yang indah, yang diinginkan oleh semua orang. Tapi ternyata tidak demikian. Mungkin 1-2 tahun pertama anda akan merasa bahagia, namun lama kelamaan anda akan menjadi bosan dan tidak bersemangat. Hal itu terjadi karena bekerja adalah suatu kebutuhan. Manusia ingin terus menerus mengembangkan (aktualisasi) diri dan mencoba tantangan baru. Tanpa hal itu, hidupnya akan menjadi hampa.
Maka dari itu, memiliki pendapatan pasif yang banyak bukanlah tujuan akhir dari hidup anda. Anda akan merasa lebih bahagia dengan bekerja dan berkarya sepanjang hidup anda. Bahkan, orang yang pensiun dan tidak lagi memiliki aktivitas yang merangsang otak dan fisik akan lebih mudah pikun dan kesehatannya terus menurun. Mereka terlihat lebih bahagia dan segar ketika masih bekerja dari pada ketika sudah pensiun. Oleh karena itu, jangan pernah berpikir untuk pensiun di usia muda dengan passive income, karena anda akan kecewa nanti kalau ternyata di ujung jalan tidak seindah yang dibayangkan. Teruslah bekerja dan berkarya untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Kalau manusia lebih bahagia ketika bekerja, kenapa istilah passive income dan financial freedom dijadikan mantra di dunia bisnis? Well, istilah tersebut digunakan untuk menjebak para korban untuk investasi di produk-produk tertentu (biasanya penipuan, ya minimal soft-scam). Ketika saya mendengar istilah itu digunakan dalam prospek atau presentasi, 99% persen kemungkinannya akan langsung saya tolak produk mereka, apapun itu.
Kutip artikel ini:
Kontributor KuBisnis, 2022, https://www.kubisnis.com/passive-income-jargon-yang-sering-dipakai-penipu/ (diakses pada 21 Nov 2024).
Artikel ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada KuBisnis di akun fb/twitter/google kami di @KuBisnis.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan artikel.