Artikel ini merupakan awal dari artikel berseri KuBisnis dalam membahas marketing (pemasaran). Dalam dunia kerja, sering terjadi kesalahan pengertian antara marketer (pemasar) dan salesperson (penjual) yang dicampur aduk sehingga kadang dalam iklan lowongan pekerjaan, judulnya menjadi sales marketing. Memang kedua hal itu saling terkait, tetapi masih terdapat perbedaan mendasar yang harus kita pahami. Rangkaian artikel ini bertujuan agar kita bisa menjadi pemasar yang baik untuk masa depan yang lebih baik.
Daftar isi
Dalam artikel ini kita akan membahas (1) definisi marketing; dan konsep dasar marketing, yaitu: (2) konsumen; (3) nilai; (4) kebutuhan; dan (5) keinginan.
Definisi Marketing
Karena marketing bukanlah ilmu pasti (hard science), maka tentu saja akan banyak ditemukan perbedaan definisi. Menurut wikipedia, marketing adalah tentang mengkomunikasikan nilai dari suatu produk, jasa, atau merek pada pelanggan atau pengguna dengan tujuan untuk promosi atau menjual produk, jasa, atau merek tersebut. [1] Sedangkan menurut American Marketing Association (AMA), marketing adalah aktivitas, rangkaian dari institusi dan proses-proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan menukar penawaran yang mempunyai nilai untuk konsumen, klien, mitra, dan masyarakat luas. [2]
Definisi-definisi di atas memang terlihat terlalu akademik, sehingga untuk para pemasar di lapangan KuBisnis membuatkan definisi yang jauh lebih sederhana. Marketing adalah aktivitas yang dilakukan untuk mempengaruhi konsumen sehingga membeli produk kita. Sehingga segala sesuatu yang kita lakukan untuk mempengaruhi (mengubah persepsi) konsumen adalah aktivitas pemasaran. Ada beberapa kata kunci yang sangat penting dalam marketing, yaitu: nilai (value), konsumen (consumer), kebutuhan (need), keinginan (want).
Konsumen (Consumer)
Secara tradisional, seorang konsumen adalah pengguna akhir dari barang, ide, dan jasa. Namun, istilah ini juga digunakan untuk menyiratkan pembeli atau pengambil keputusan. Seorang ibu membeli sereal untuk dikonsumsi oleh anak kecil sering disebut konsumen meskipun dia mungkin bukan pengguna akhir. [3] Sehingga dalam konteks pemasaran istilah konsumen ini akan lebih luas dari hanya sekedar pemakai, tetapi juga pengambil keputusan untuk membeli produk. Akibatnya, ketika produk kita misalnya popok bayi, atau mainan anak, maka konsumen yang akan kita pengaruhi tentu saja bukan si anak, tetapi orangtuanya yang mempunyai kuasa pengambilan keputusan.
Catatan: pemasar juga menggunakan istilah konsumen untuk orang yang belum membeli dan belum menggunakan, tetapi adalah target market dari produk pemasar tersebut.
Nilai (Value)
Nilai adalah perbedaan antara manfaat dan biaya dari satu produk bila dibandingkan dengan produk lain. Nilai ini tidak sama dengan harga, walaupun produk yang memiliki nilai yang tinggi biasanya akan lebih mahal. Pemasar akan berusaha untuk mengkomunikasikan nilai ini kepada konsumen, dan meyakinkan konsumen bahwa nilai produk mereka lebih baik dari produk kompetitor.
Manfaat ada tiga macam, yaitu:
- Fungsional: terkait dengan performa, apakah produk anda lebih cepat, lebih banyak fitur, dll.
- Ekonomi: terkait dengan penghematan, apakah produk anda lebih irit bahan bakar, hemat energi, dll.
- Emosional: terkait dengan emosi psikologis, apakah produk anda lebih meningkatkan citra, status, harga diri pemakai.
Dari ketiga hal di atas, manfaat emosional akan memberikan porsi terbesar dalam nilai suatu produk/jasa/merek.
Kebutuhan (Need)
Setiap manusia yang hidup pasti memiliki kebutuhan, dulu kita telah belajar bahwa ada kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, yang diurutkan dari kepentingan dan dari mana yang lebih mendesak. Hasrat yang harus dipenuhi untuk dapat hidup inilah yang disebut kebutuhan. Produk yang dapat memenuhi kebutuhan akan memberikan sejumlah nilai sehingga dapat memuaskan konsumen (atau mungkin tidak). Tingkat kepuasan yang ditimbulkan ketika kebutuhan telah terpenuhi adalah yang paling kecil dibandingkan ketika keinginan terpenuhi.
Keinginan (Want)
Keinginan merupakan sesuatu yang lebih jauh dari kebutuhan. Tanpa ada kebutuhan, maka tidak ada keinginan (walaupun manusia kadang menginginkan sesuatu yang tidak dibutuhkan). Ketika suatu produk dapat memenuhi keinginan manusia, maka produk itu akan memberikan nilai yang lebih tinggi, sehingga kita akan dapat memperoleh tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari pada ketika kebutuhan kita terpenuhi.
Kebutuhan dan keinginan ini lebih jauh dibahas dalam artikel Produk: Kebutuhan, Keinginan, dan Kecintaan.
Jadi marketing lebih mempelajari konsumen dan aktivitas untuk menyampaikan nilai produk/jasa/merek sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk/jasa/merek yang ditawarkan. Sedangkan tujuan utama sales adalah closing (transaksi penjualan), sehingga keahlian seorang marketer dan seorang sales person berbeda satu dengan yang lain. Marketer dituntut lebih kuat dalam hal analisis, sedangkan sales person dituntut lebih kuat dalam persona. Dapat dikatakan tim penjualan adalah ujung tombak dari rencana dan strategi yang sudah dipersiapkan oleh tim pemasaran. Tim pemasaran akan menggunakan feedback tim penjualan untuk membuat rencana dan strategi yang lebih baik.
Kutip artikel ini:
Kontributor KuBisnis, 2015, https://www.kubisnis.com/marketing-definisi-nilai-kebutuhan-keinginan/ (diakses pada 21 Nov 2024).
Artikel ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada KuBisnis di akun fb/twitter/google kami di @KuBisnis.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan artikel.